Pekerja Cina memilah barang yang akan didistribusikan di sebuah pusat distribusi STO Ekspres, kota Wenzhou, Provinsi Zhejiang, Cina. [Foto/Chang kong - Imaginechina]
Jagad perdagangan daring di Indonesia sedang semarak dengan diskon. Ada yang menawarkan diskon hingga 90 persen, ada yang menawarkan bisa nego harga, ada yang menawarkan revolusi harga dengan diskon yang mengguncang. Mulai dari Lazada, JD.id, Bukalapak, hingga Shopee, semua berlomba-lomba menawarkan diskon yang menggiurkan kepada para konsumen.
Tawaran diskon yang fantastis itu dilakukan dalam rangka memperingati “Singles Day 11.11” setiap 11 November. Hari Belanja Online Cina itu rupanya ikut dirayakan secara meriah di Indonesia. Indonesia juga “Hari Belanja Online Nasional” atau Harbolnas yang diperingati setiap tanggal 12 Desember atau 12.12. Para pemilik e-commerce Indonesia rupanya ikut membawa hingar-bingar SinglesDay di Cina, meski dalam konsep yang berbeda. Singles Day yang dibawa ke Indonesia ini masih berupa tawaran diskon besar-besaran. Ia menyerupai hari belanja di negara lain seperti Black Friday di Amerika.
Di Cina sendiri, Singles Day sudah bukan lagi diperingati sebagai “Hari Diskon Besar-besaran”. Singles Day digunakan sebagai upaya toko online untuk menjalin keterikatan dengan konsumen, sehingga mereka memiliki loyalitas. Konsep ini sudah berbeda dengan Black Friday atau hari belanja Amerika, yang umumnya hanya berupa pemberian diskon besar-besaran.
Singles Day sendiri awalnya merupakan salah satu hari untuk memperingati “kejombloan”. Mereka merayakan keseruan, termasuk dengan mentraktir diri mereka dengan berbelanja. Pada akhirnya, Singles Day berubah dari “Hari Merayakan Kejombloan” menjadi “Hari Belanja Nasional”.
Adalah Alibaba yang mulai berpromosi, menggaet para jomblo yang kesepian itu agar berbelanja pada tahun 2009. Strategi Alibaba berhasil karena kemudian ia meraih transaksi yang tidak kecil dari Singles Day. Publik bahkan sering menyebut Singles Day sebagai Alibaba Day. Meskipun, ada e-commerce lain juga yang menangguk keuntungan dari Singles Day ini.
Pada Singles Day tahun 2016, Alibaba berhasil meraup penjualan hingga $17,8 miliar hanya dalam 24 jam. Capaian itu meningkat hampir 25 persen jika dibandingkan transaksi yang diperoleh Alibaba dalam Singles Day tahun 2016. Perolehan Alibaba itu melebihi gabungan dari transaksi Black Friday, Prime Day Amazon, dan Cyber Monday. Untuk 11.11 tahun 2017 ini, Alibaba kembali kembali membukukan transaksi yang sangat besar. Di awal pembukaan, Alibaba langsung meraup transaksi hingga $8,4 miliar. Transaksi langsung melesat jadi $10 miliar dalam 10 menit pertama. "Ini merupakan hari mahabesar untuk Alibaba," ujar Joe Tsai, executive vice chairman Alibaba, seperti dilansir dari Financial Times. Singles Day tahun ini akan diikuti 140.000 brand, 60.000 di antaranya merupakan brand internasional. Angka ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya 100.000 brand tahun lalu. Brand-brand global seperti Lululemon, Gap, Nike, dan Mac Cosmetics sudah menyatakan ingin ikut serta. Brand-brand ini akan memamerkan produk mereka kepada hampir setengah miliar konsumen Cina melalui platform e-commerce Cina.
Alibaba menggunakan Singles Day untuk menciptakan peluang bagi gerai-gerai membangun brand dan menjalin ikatan dengan konsumen. Inilah yang kemudian mendorong penjualan Alibaba melalui ikatan dengan konsumen pada periode waktu yang lebih panjang.
Keterikatan dengan konsumen dijalin melalui acara-acara yang cukup heboh. Para konsumen bisa menikmati fashion show, perayaan Gala 11.11 yang akan disiarkan secara live dan games interaktif yang berkaitan dengan ajang belanja itu. Perusahaan menggunakan festival itu untuk menciptakankesempatan baru bagi para gerai-gerai untuk membangun merek dan menciptakan keterikatan dengan konsumen. Alibaba menciptakan “brand experience” para perayaan 11.11. Alibaba juga menggaet selebriti dunia untuk perayaan Singles Day untuk menyedot perhatian hingga dunia. Tahun lalu, mereka menampilkan legenda basket Kobe Bryant, dan juga pasangan sosialita David dan Victoria Beckham. Untuk tahun ini di Shanghai, rencananya akan menampilkan Maria Sharapova dan Pharrell Williams. Pada Singles Gala 11.11 kali ini, terlihat Nicole Kidman tampil bersama Jack Ma.
Singles Day akan menjadi tes pertama bagi strategi retail baru Alibaba, yang mengintegrasikan penjualan retail online dan offline, logistik dan lintas data melalui sebuah mata rantai tunggal. Melalui strategi itu, Alibaba ingin membawa digitalisasi ke dunia retail offline, yang kini menguasai 82 persen dari total penjualan retail di Cina.
Singles Day juga dimanfaatkan untuk membangun brand. Dua e-commerce terbesar Cina, Alibaba dan JD menggunakan momen 11.11 ini untuk membangun citra kemewahan. Alibaba melalui Tmall menggaet lebih banyak brand mewah, melalui fesyen show: See Now, Buy Now, yang sudah diluncurkan terlebih dahulu pada 31 Oktober, sebagai “pemanasan” untuk 11.11. Brand-brand mewah mulai dari Guerlain and Rimowa LVMH, MAC dari Estee’ Lauder, TAG Heuer sudah mempertontonkan desain terbaru mereka. Sementara JD menggunakan momen 11.11 untuk memperkenalkan portal e-commerce mewah independen, Toplife, yang akan menampilkan La Perla, Emporio Armani, dan Rimowa. Pasar barang mewah di Cina memang memiliki peluang besar, karena menurut McKinsey, seperti dilansir dari Forbes, 7,6 juta rumah tangga Cina membelanjakan rata-rata 71.000 yuan atau sekitar $10.686 untuk barang mewah pada tahun lalu. Total pembelanjaan mencapai $7,5 miliar, atau sekitar sepertiga dari pasar barang mewah dunia. Bagi Alibaba dan e-commerce Cina, perayaan Singles Day bukan sekadar menggelar diskon besar-besaran untuk mendongkrak penjualan. Mereka juga menjadi jalan untuk “mengikat” konsumen dengan brand-brand besar. Hasilnya sungguh tidak mengecewakan, setelah melihat capaian Alibaba dari Singles Day dalam beberapa tahun terakhir. Ikatan itu menciptakan loyalitas yang sangat menguntungkan untuk prospek Alibaba. |
0 komentar:
Posting Komentar