Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menargetkan ekspor lada bisa meningkat dibanding beberapa tahun sebelumnya. Sejumlah upaya dilakukan, di antaranya dengan membentuk dewan rempah dan sistem resi gudang.
Kepala Bidang Pemasaran Disperindag Bangka Belitung, Riza Aryani mengatakan, pada 2018 ditargetkan angka ekspor bisa mencapai 3,3 juta kilogram. Angka tersebut naik dibanding realisasi pada 2017 lalu yang hanya mencapai 3,1 juta kilogram.
“Kami melihat pergerakan ekspor dari Surat Keterangan Asal (SKA) yang tercatat secara online,” kata Riza, Kamis (18/1/2018).
Riza mengungkapkan, sebagai salah satu daerah penghasil lada terbaik dunia, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung optimistis angka ekspor mengalami peningkatan.
Selain meluncurkan program pendukung, permintaan lada diharapkan kembali tinggi seiring membaiknya perekonomian dunia, serta adanya perbaikan mutu di tingkat petani.
Informasi yang dirangkum Kompas.com, ekspor lada sempat anjlok dari 4,1 juta kilogram pada 2015, menjadi 3,2 juta kilogram pada 2016. Selama 2017 angka ekspor kembali turun menjadi 3,1 juta kilogram.
Harga jual lada putih dengan lisensi Muntok White Pepper kini tercatat Rp 80.000 per kilogram, atau turun dari harga sebelumnya Rp 120.000 per kilogram.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman telah meminta petani untuk memperbaiki cara tanam serta menghindari penggunaan zat kimia buatan dalam pencucian lada.
0 komentar:
Posting Komentar